
Menghilangkan penat sesudah sehari-hari disibukan oleh bermacam-macam kegiatan membuatmu mencari aktivitas mengasyikan yang kapabel menyegarkan pikiran dan tubuh. Salah satu sistem yang kau pilih adalah berenang. Ya, menenggelamkan beberapa tubuh di dalam air ini bikin kau nyaman dan segar kembali. Namun, ada satu hal yang merusak kenyamananmu, adalah urine yang ada di kolam renang. Hiiii!
Ya, urine atau air seni memang terdapat ada di kolam renang dan tak jarang tak tampak sebab tercampur dengan air kolam. Lalu, mengapa dapat tahu ada air seni? Membuang air kecil di kolam renang tampaknya telah menjadi adat istiadat yang sedikit banyak diterima,. Nah kolam renang yang diciptakan sebagai daerah olahraga untuk awam ini rupanya bikin penasaran para peneliti β ada berapa banyak jumlah air seni di dalamnya ya? Dan mereka malah menjalankan penelitian, simak alhasil berikut ini yuk!
Jarang dianggap rumor atau gurauan belaka, namun sebuah penelitian di Kanada mengkonfirmasi sekiranya kebanyakan kolam renang pasti tercemar urine
Selama tiga pekan, para spesialis dari University of Alberta Kanada menilai tingkat polusi urine di dua kolam renang awam. Dengan memakai ukuran fokus kalium asesulfam (ACE) atau pemanis buatan yang ditemukan dalam makanan olahan, peneliti dapat mengenal seberapa banyak urine mencemari kolam renang hal yang demikian. Alhasil cukup mencengangkan. Walaupun telah jadi rahasia awam sekiranya hampir seluruh orang pernah kencing di kolam renang, konsisten saja mengagetkan mengenal jumlahnya.
Di kolam pertama yang ukurannya sepertiga kolam standar olimpiade, ditemukan 75 liter kandungan air seni dari 830.000 liter kapasitas air. Ya kencing yang ditemukan seukuran daerah sampah sedang lah. Meskipun di kolam yang lebih kecil berkapasitas setengahnya, terdapat 30 liter air seni. Siapa saja yang bertanggung jawab memang susah dikenal, namun eksistensi urine di kolam renang itu merupakan fakta yang tak terbantahkan
Kultur buang urine di dalam kolam renang memang hal awam β termasuk para perenang handal. Jadi, bukan hanya kau
Dalam jurnal Environmental Science and Technology Letters dikatakan 19% dari orang dewasa mengoreksi adat istiadat membuang air seni di kolam renang. Mereka awam menjalankan ini minimal sekali β termasuk para perenang handal dari Amerika Serikat seperti Ryan Lochte dan Michael Phelps. Bagi Phelps hal hal yang demikian tak keadaan sulit sebab klorin yang terdapat dalam kolam bisa membunuh kuman atau apa saja, sehingga eksistensi urine tak apa-apa.
Pertanyaan paling penting merupakan apakah eksistensi urine itu dapat membahayakan kepada kesehatan. βKan kasihan mereka yang berenang cari sehat, malahan dapat sakit
Dikala urine berinteraksi dengan senyawa kimia pembersih kolam seperti klorin, memang terwujud zat yang cukup membahayakan disebut cyanogen chloride. Zat yang terwujud saat nitrogen dari urine bersua klorin ini, bereaksi layaknya gas air mata yang dapat membikin iritasi pada mata dan gangguan pernafasan. Jikalau tak jarang mengalaminya, bukan tak mungkin ke depannya akan menimbulkan penyakit asma. Walaupun tergolong respon zat membahayakan, tapi jumlah yang ditemukan di kolam renang masih betul-betul jauh di bawah tahapan bahaya yang ditentukan World Health Organization. Dibutuhkan ribuan orang pipis pada dikala yang beriringan, agar zat hal yang demikian memunculkan efek segera yang membahayakan.
Kecuali masih jauh dari tahapan bahaya yang fatal, sebetulnya solusi cukup simpel. Ya kesadaran dari tiap-tiap orang saja untuk tak lagi kencing di kolam renang. Berjalanlah sejenak ke kamar mandi dan membuang hajatmu di daerah yang telah disediakan. Infonya juga akan lantas dioptimalkan alat pendeteksi ACE agar siapa yang mengeluarkan urine akan segera ketahuan di daerah. Mungkin nantinya urine akan segera berubah warna di kolam renang, jadi siapa pelakunya dapat ketahuan. Yakin deh bakal jera sih orang-orang yang menyukai kencing sembarangan.